Bangkalan, Sabtu 30 November 2019, adalah puncak pengapresiasian terhadap Guru (Dosen STITAL) masing-masing pengampu mata kuliah da...
Bangkalan, Sabtu 30 November 2019, adalah puncak pengapresiasian terhadap Guru (Dosen STITAL) masing-masing pengampu mata kuliah dari prodi PAI Semester III. Mahasiswa PAI Semester III Merayakan dengan membagikan kartu ucapan selamat dan semangat serta ucapan terimakasih guru yang dikemas dengan setangkai buket bunga mawar.
Aksi ini dilancarkan sejak hari rabu sampai dengan sabtu (hari aktif perkuliahan) guna memperingati hari guru nasional yang jatuh pada bulan November setiap tahunnya.
“Satu orang hebat dapat menghasilkan satu karya bermutu, tetapi satu guru yang bermutu dapat mencetak ribuan orang-orang hebat” begitu isi kartu ucapan, yang sedikit banyak membuat rasa haru hati para dosen.
Sedikit sentilan lucu salah satu dosen yang tak ingin dipublikasikan namanya mengungkapkan rasa harunya dengan apresiasi yang dilakukan oleh para mahasiswa.
“Saya pertama kali diberi bunga” Ucap beliau dengan diiringi gelak tawa senyum para mahasiswa.
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, guru merupakan lentera masa depan, ia datang dengan sejuta asa, ingin menjadi agen perubahan bagi pendidikan Indonesia. Mencerdaskan anak bangsa, membangun karakter yang luhur, menjadikan pemikir inovasi dan kreatif. Namun segala tujuan yang mulia tersebut tidak akan dapat dicapai secara maksimal jika para mahasiswanya tidak bersinergi dalam pembelajaran.
Seperti ungkap salah satu Dosen semester III, Ibu Mundiro Lailatul Muawaroh, M.Hum misalnya, Beliau memberikan sedikit pencerahan dan menceritakan sejarah mengajarnya yang beliau lalui dengan begitu sulit. Beliau berpesan pada para mahasiswa yang juga akan menjadi calon Guru atau Dosen. Bahwa Guru atau Dosen adalah fasilitator dalam pembelajaran. Segala bentuk progres intelektual, kembali pada mahasiswa itu sendiri.
“ Mahasiswaku juga calon guru, dan juga calon orang hebat, memang dosen memiliki tugas untuk mencetak sarjana lulusan bermutu, tapi semua itu tidak cukup hanya dari dosen, untuk mengukur bermutu atau tidaknya juga kembali pada diri mahasiswa masing-masing”. Ungkap Beliau, Dosen sekaligus aktivis perdamaian.
Yuli_attin
COMMENTS