LPM_MENTAL - Setelah tiga purnama telah kita lalui, tanpa canda tanpa tawa tanpa rupa hanya do'a. Dari kejauhan kita perangi hasrat ...
Hingga pernah suatu subuh saat kabut terlalu pagi ku temui, rasa rindu mendoktrinku dalam sendiri yang membuatku harus terus mengenang. Kau yang pernah mengajariku memanjakan basmalah dalam sunyi, merayu akal demi hati yang dirindui mengusir jenuh agar pilu tak memaki.
Kau pula yang mentertawai kepolosan saat sapa dan salam telah lama kita asingkan, karena rasa sayang terhadap ayah dan bunda, kita memikul tanggung jawab sebagi anak dan manusia.
Kita tidur, makan dan belajar tanpa suara hanya tunduk dan patuh terhadap cita dan cinta. Setelah tiga purnama telah kita lalui tanpa canda tanpa tawa tanpa rupa hanya do'a, kita adalah sepasang mata kiri dan kanan yang tak selalu menatap, tapi saling mencoba melihat kesempurnaan.
Hingga suatu waktu entah kita lupa atau sengaja, kita sepertinya lelah dan kalah bertarung dengan waktu, kisah yang sering kita kabarkan didalam doa saat malam tua kini tinggallah kenangan.
Kisah kita seperti mantra yang kehilangan pembaca, kita rapuh kepada tuan yang membawa asap petunjuk dan akhirnya kita kalah, mungkin kita bukanlah yang sejati seperti kebanyakan penyair yang menghibur perempuan dalam puisi-puisinya, yang tak semua akal mampu menafsir nya.
Memahami perbudi lalu menjalankannya, yang tak sembarang hati mampu memulainya, seperti yang tertera betul didalam lagu sejati nya cinta, hari ini aku kenalkan perasaan yang haqiqi, mengenali kesejatian menelusuri kekhawatiran, merangkul keraguan aku tersesat bimbang siapa benar siapa salah entah lah.
Sebab kulihat wajah kebaikan pada kejahatan, sebab kulihat kebijaksanaan lahir dari kesalahan, sebab aku dan kamu adalah sepasang hati yang tak bisa disandingkan.
Terimakasih untuk sisa-sisa harapan dan kesempatan yang telah membawa kita kembali menatap khilaf nya tindakan dan ucapan, yang memberi arti sebuah kata, sebuah nama, sebuah pengalaman dan sebuah pelajaran hati. Semoga kita mampu belajar dalam salah yang kebanyakan orang tak menginginkan nya.
Penulis; jaw
COMMENTS